PENDAPATAN
NASIONAL
Makalah
Disusun
untuk melengkapai tugas mata pelajaran
Ekonomi
oleh :
1.
Desembrina Andytia Putri (08)
2.
Diana Anzili Rohmah (09)
3.
Dina Triana Wahyuningsih (10)
4.
Dini Fitria Sari (11)
5.
Fiki Rahmansyah (13)
6.
Leli Wahyu Purnomo (20)
7.
Moh.Faishol Khawabi (22)
8.
M.Syaefullah (24)
9.
Nafita Andriyani (25)
10. Seranti Wecaningsih (30)
11. Taufiqul Hannan (32)
12. Verra Indah Irawati (33)
13. Viky Alfandy (34)
XI-IPS 1
SMA NEGERI 1 JUWANA
TAHUN PELAJARAN 2017/2018
A.Pengertian Pendapatan Nasional
1.
Pendapatan
nasional adalah merupakan jumlah seluruh pendapatan yang diterima oleh
masyarakat dalam suatu negara selama satu tahun.
2.
Menurut Sukirno
(2000:28) pendapatan nasional atau PDB adalah nilai barang akhir yang dihasilkan
atau diproduksi suatu negara dalam satu tahun tertentu. Nilai pendapatan
nasional suatu negara merupakan indikator ekonomi yang paling penting.
3.
Pendapatan
nasional merupakan faktor penentu dalam menentukan tinggi rendahnya jumlah uang
kuasi (berupa deposito, tabungan) yang dihimpun dalam lembaga perbankan.
Pendapatan juga merupakan faktor penentu dalam pertumbuhan tabungan deposito
dimana semakin meningkatnya pendapatan maka semakin meningkat pula tabungan
deposito pada masyarakat dengan asumsi jumlah konsumsi tetap (Cateris Paribus).
Dengan demikian jumlah uang kuasi juga akan mengalami peningkatan dimana
pendapatan nasional merupakan ukuran dari tingkat perekonomian suatu negara.
4.
Pendapatan
Nasional adalah jumlah pendapatan yang diterima oleh seluruh rumah tangga
keluarga di suatu negara dari penyerahan faktor-faktor produksi dalam satu
periode tertentu (Wikipedia.org/wiki/Pendapatan_Nasional).
B.Manfaat
Penghitungan Pendapatan Nasional
1. Membantu
menghitung jumlah pendapatan suatu negara,
2. Membantu
mengetahui keuntungan atau kerugian yang dihasilkan suatu negara,
3. Membantu
untuk mengetahui pengeluaran suatu negara,
4. Membantu
untuk mengetahui tingkat pertumbuhan ekonomi disuatu negara,
5. Sebagai
acuan dalam melakukan analisis ekonomi,
6. Membandingkan
pertumbuhan ekonomi suatu negara dengan negara lainnya,
7. Mengetahui
seberapa besar kontribusi dari sektor bisnis terhadap pendapatan nasional,
8. Menjadi
salah satu rumusan pembuatan kebijakan dari pemerintah,
9. Digunakan
untuk penggolongan suatu negara,
10. Mengukur
tingkat kemakmuran suatu negara.
C.
Komponen –Komponen Pendapatan Nasional
1.Gross Domestic Product(GDP/Produk Domestik Bruto
(PDB)
2.Produk Domestik
Regional Bruto (PDRB) /Gross Domestic Regional Product (GDRP)
3.Gross National
Product (GNP)/Product Nasional Bruto
4.Net National Product
(NNP)/Product Nasional Neto(PNN)
5.Net National Income
(NNI)/Pendapatan Nasional Neto(PN)
6.Personal Income
(PS)/Pendapatan Perseorangan
7.Disposable Income
(DI)
D.Konsep-Konsep
atau Pengertian dan Komponen
Pendapatan
Nasional
1.Gross Domestic Product(GDP/Produk Domestik Bruto
(PDB)
Adalah
nilai barang dan jasa yang dihasilkan seluruh masyarakat dalam batas suatu wilayah
negara (domestik) selama 1 tahun.PDB melandaskan pengukuran pada nilai produksi
yang terjadi dalam sebuah negara tanpa memperdulikan dari mana warga negara
tersebut berasal.
|
2.Produk Domestik
Regional Bruto (PDRB) /Gross Domestic Regional Product (GDRP)
Merupakan
jumlah nilai produk barang dan jasa yang dihasilkan oleh unit-unit produksi
didalam batas wilayah provinsi dalam 1 tahun.
3.Gross National
Product (GNP)/Product Nasional Bruto
Adalah
jumlah barang dan jasa akhir yang dihasilkan oleh faktor produksi milik warga
negara sendiri..
PNB melandaskan
pengukuran pada nilai produksi yang dihasilkan oleh penduduk negara yang
bersangkutan.
|
||||
|
||||
|
|
4.Net National Product
(NNP)/Product Nasional Neto(PNN)
Adalah
GNP yang dikurangi penyusutan atau depresiasi (Replacement) dari barang-barang
modal.Dalam hal ini penyusutan dimaksudkan adalah penggantian barang
modal/penyusutan bagi peralatan produksi yang terpakai dalam proses produksi
umumnya bersifat taksiran.
|
5.Net National Income
(NNI)/Pendapatan Nasional
Adalah
nilai bersih dari semua barang dan jasa yang dihasilkan oleh seluruh warga
negara.Produk nasional netto dikurangi dengan pajak tidak langsung (misalnya
cukai bea rokok ,bea impor,pajak penjualan ,dan lain-lain.)
|
6.Personal Income (PI)/Pendapatan
Perseorangan
Adalah
pendapatan nasional netto dikurangi pajak perusahaan laba ditahan,dan di jamin
atau jaminan sosial ditambah dengan tranfer payment.Transfer payment dapat
terdiri dari dana pensiun ,subsidi pengangguran ,tunjangan veteran,bunga utang.
|
7.Disposable Income
(DI)
Adalah
pendapatan yang diterima oleh perorangan setelah dikurangi pajak perorangan.atau
pendapatan yang siap untuk dimanfaatkan guna membeli barang dan jasa konsumsi
dan selebihnya menjadi tabungan yang disalurkan menjadi investasi.
|
E.
Macam-Macam Metode Penghitungan Pendapatan Nasional
1.
Metode
Pendekatan Produksi (Production Approach)
Pendekatan
Produksi merupakan nilai tambah yang di ciptakan dalam suatu proses produksi.
Kegiatan
produksi sendiri adalah kegiatan yang menciptakan nilai tambah (value added).
Jadi pada perhitungan pendekatan produksi, hanya mencakup perhitungan niai
tambah pada setiap sektor (lahan) produksi.Dengan pendekatan ini, pendapatan
nasional dihitung dengan cara menjumlahkan nilai tambah (value added) dari
seluruh sektor produksi selama satu periode tertentu (biasanya dalam satu
tahun).
Nilai tambah
yang dimaksud disini adalah selisih antara nilai produksi (nilai output) dengan
nilai biaya antara (nilai input), yang terdiri atas bahan yang terlibat dalam
proses produksi termasuk bahan baku dan bahan penolong.
ISIC (International
Standard Industrial Classification) mengklasifikasikan perekonomian
Indonesia menjadi 9 sektor atau lapangan usaha yang terbagi dalam tiga
kelompok, diantaranya:
1.
Sektor Primer
- Pertanian, Pertenakan, Kehutanan, dan Perikanan.
- Pertambangan dan penggalian.
2.
Sektor Sekunder
- Industri pengolahan.
- Listrik, air, dan gas.
3.
Sektor Tersier
- Perdagangan, Hotel, dan Restoran.
- Pengangkutan dan telekomunikasi.
- Jasa lain-lain.
Rumus Pendekatan
Produksi adalah sebagai berikut:
Y=(P1X
Q1)+(P2X Q2)+….(PnX Qn)
Keterangan :
Y=
Pendapatan nasional
P1=
harga barang
ke-1 Pn=
harga barang ke-n
Q1= jenis barang ke-1
Qn= jenis barang ke-n
Contohnya :
2. Metode Pendekatan Pendapatan
Pendekatan
Pendapatan (income a product) adalah jenis pendekatan
pendapatan nasional yang diperoleh dengan cara menjumlahkan pendapatan dari
berbagai faktor produksi yang memberikan sumbangan terhadap proses produksi.
Metode
pendekatan pendapatan merupakan pendapatan nasional hasil dari penjumlahan
seluruh penerimaan yang diterima oleh pemilik faktor produksi dalam suatu
negara selama satu periode / tahun.
Yang
termasuk faktor produksi adalah tenaga kerja, modal, tanah, dan
keahlian/kewirausahaan.Masing-masing dari faktor produksi akan
menghasilkan pendapatan yang berbeda-beda, misalnya:
- tenaga
kerja dapat memperoleh gaji/upah,
- pemilik
modal akan mendapat bunga,
- pemilik
tanah dapat memperoleh sewa, dan
- keahlian
atau skill dapat memperoleh laba.
Rumus
pendekatan pendapatan adalah sebagai berikut:
Y = r + w + i + p
Keterangan :
Y = Pendapatan Nasional
r = Pendapatan dari
upah, gaji, dan lainnya
w = Pendapatan bersih
dari sewa
i = Pendapatan dari
bunga
p = Pendapatan dari
keuntungan perusahaan dan usaha perorangan
3. Pendekatan Pengeluaran
Perhitungan dengan menggunakan pendekatan pengeluaran
dilakukan dengan cara menjumlahkan seluruh pengeluaran berbagai sektor ekonomi,
yaitu rumah tangga, pemerintah, perusahaan, dan masyarakat luar negeri suatu
negara pada periode tertentu.
Jenis
pengeluaran dari masing-masing pelaku ekonomi terdiri dari
- Pengeluaran untuk konsumsi (C),
- Pengeluaran untuk investasi (I),
- Pengeluaran untuk pemerintah (G),
- Pengeluaran untuk ekspor (X), dan impor (M).
Sehingga
diperoleh rumus pendekatan pengeluaran sebagai berikut:
Y = C + I +
G + ( X – M )
Keterangan :
Y =
Pendapatan nasional
C =
consumption ( konsumsi rumah tangga )
I =
investment ( investasi )
G =
government expenditure ( pengeluaran pemerintah )
X = ekspor
M = impor
F.
Pengertian Pendapatan Perkapita
Pendapatan perkapita adalah besarnya pendapatan
rata-rata penduduk di suatu negara.
|
Pendapatan perkapita didapatkan dari hasil pembagian
pendapatan nasional suatu negara dengan jumplah penduduk negara
tersebut.Pendapatan perkapita juga merefleksikan PDB perkapita.
Kegunaan perhitungan pendapatan per kapita sebagai
berikut :
a. Sebagai
data perbandingan tingkat kesejahteraan suatu negara dengan negara lain,
b. Sebagai
perbandingan tingkat standar hidup suatu negara dengan negara lain,
c. Sebagai
data untuk kebijakan atau sebagai bahan baku pertimbangan mengambil langkah di
bidang ekonomi,
d. Sebagai
data untuk melihat tingkah perbandingan kesejahteraan masyarakat suatu negara
dari tahun ke tahun.
Untuk menentukan tingkat
pertumbuhan pendapatan per kapita dari tahun ke tahun dapat di tentukan dengan
cara penentuan pertumbuhan pendapatan nasional rill, yang dirumuskan sebagai
berikut :
|
|
|
Contoh penghitungan pendapatan perkapita :
Ada dua cara untuk menghitung pendapatan perkapita :
a.Berdasarkan harga yang sedang berlaku
b.berdasarkan harga tetap (konstan)
Pendapatan perkapita nominal adalah Pendapatan
perkapita yang tidak menghitung tingkat kenaikan harga atau inflasi.Sedangkan
pendapatan perkapita riil adalah Pendapatan perkapita yang sudah menghitung
tingkat kenaikan harga atau inflasi.
Misalnya : Pada tahun 2000,jumplah penduduk
indonesia 205 juta maka
Maka besarnya pendapatan perkapita riil dan nomina adalah :
a).Pendapatan perkapita riil = 373.073,6 miliar
rupiah : 205.000.000 miliar rupiah = Rp 0,001819871
Jadi,pendapatan perkapita riil di indonesia pada
tahun 2000 sebesar Rp1.819.871.
Pendapatan
sebesar itu merupakan pendapatan rata-rata untuk satu tahun yang dimiliki orang
indonesia.
b).Pendapatan perkapita nominal = 1.201.4278 miliar
rupiah : 205.000.000 = Rp 0,005860623 miliar rupiah = Rp 5.860.623
Dari
penghitungan diatas,tampak bahwa pendapatan perkapita riil indonesia pada tahun
2000 hanya sebesar Rp 1.819.871
sedangkan pendapatan perkapita nominal sebesar Rp5.860.623 (jumplah ini tiga
kali lipat dari pendapatan perkapita riil).
G.Uraian
Distribusi Pendapatan Nasional
Distribusi
pendapatan nasional merupakan unsur penting untuk mengetahui tinggi atau
rendahnya kesejahteraan atau kemakmuran suatu negara. Distribusi pendapatan
yang merata kepada masyarakat akan mampu menciptakan perubahan dan perbaikan
suatu negara seperti peningkatan pertumbuhan ekonomi, pengentasan kemiskinan,
mengurangi pengangguran, dan sebagainya. Sebaliknya, jika distribusi pendapatan
nasional tidak merata, maka perubahan atau perbaikan suatu negara tidak akan
tercapai, hal seperti ini yang akan menunjukkan adanya ketimpangan distribusi
pendapatan.
Perbedaan
pendapatan timbul karena adanya perbedaan dalam kepemilikan sumber daya dan
faktor produksi. Pihak yang memiliki faktor produksi yang lebih banyak akan
memperoleh pendapatan yang lebih banyak juga.
Ada
sejumlah alat atau media untuk mengukur tingkat ketimpangan distribusi
pendapatan. Alat atau media yang lazim digunakan adalah Koefisien Gini (Gini
Ratio) dan cara perhitungan yang digunakan oleh Bank Dunia.
Koefisien
Gini biasanya diperlihatkan oleh kurva yang dinamakan Kurva Lorenz. Kurva ini
memperlihatkan hubungan kuantitatif antara prosentase penerimaan pendapatan
penduduk dengan prosentase pendapatan yang benar-benar diperoleh selama kurun
waktu tertentu, biasanya setahun.
Perhatikan gambar
berikut!
Dari
gambar di atas, sumbu horisontal menggambarkan prosentase kumulatif penduduk,
sedangkan sumbu vertikal menyatakan bagian dari total pendapatan yang diterima
oleh masing-masing prosentase penduduk tersebut. Sedangkan garis diagonal di
tengah disebut “garis kemerataan sempurna”. Karena setiap titik pada garis
diagonal merupakan tempat kedudukan prosentase penduduk yang sama dengan
prosentase penerimaan pendapatan.
Semakin
jauh jarak garis kurva Lorenz dari garis diagonal, semakin tinggi tingkat
ketidakmerataannya. Sebaliknya semakin dekat jarak kurva Lorenz dari garis
diagonal, semakin tinggi tingkat pemerataan distribusi pendapatannya. Pada
gambar di atas, besarnya ketimpangan digambarkan sebagai daerah yang diarsir.
Dari
uraian di atas dapat dikatakan bahwa suatu distribusi pendapatan makin merata
jika nilai Koefisien Gini mendekati nol (0). Sebaliknya, suatu distribusi
pendapatan dikatakan makin tidak merata jika nilai Koefisien Gininya makin
mendekati
satu. Perhatikan tabel 1.5.
Selain penggunaan
Koefisien Gini, untuk melihat distribusi pendapatan dapat menggunakan kriteria
yang ditentukan Bank Dunia (World Bank). Perhatikan tabel 1.6.
Menurut
teori neoklasik, perbedaan kepemilikan faktor produksi, lama kelamaan akan
hilang atau berkurang melalui suatu proses penyesuaian otomatis. Bila proses
otomatis tersebut masih belum mampu menurunkan perbedaan pendapatan yang sangat
timpang, maka dapat dilakukan melalui sistem perpajakan dan subsidi. Kedua
sistem ini dapat digunakan sebagai sarana untuk melakukan redistribusi
pendapatan.
Penetapan
pajak pendapatan/penghasilan akan mengurangi pendapatan penduduk yang
pendapatannya tinggi. Sebaliknya subsidi akan membantu penduduk yang
pendapatannya rendah, asalkan tidak salah sasaran dalam pemberiannya. Pajak
yang telah dipungut apalagi menggunakan sistem tarif progresif (semakin tinggi
pendapatan, semakin tinggi prosentase tarifnya), oleh pemerintah digunakan
untuk membiayai roda pemerintahan, subsidi dan proyek pembangunan. Dari sinilah
terjadi proses redistribusi pendapatan yang akan mengurangi terjadinya
ketimpangan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar