Kamis, 20 Agustus 2015

Diani puspita sari xi ipa 6

Cara Mengukur Pertumbuhan Ekonomi , Diani puspita sari xi ipa 6 tgl 08 agustus 2015

Kotak Masuk
x

diani puspitasari dianipuspitasari08@yahoo.com

8 Agt (13 hari yang lalu)
ke saya

Triple a
Jawaban Terbaik:  Untuk dapat mengetahui tingkat pertumbuhan
ekonomi, maka harus dipahami terlebih dahulu
apa yang dimaksud dengan Produk Domestik
Bruto (PDB) atau Gross Domestic Product (GDP).
PDB atau GDP adalah total produksi barang dan
jasa yang dihasilkan di dalam suatu wilayah pada
periode tertentu, misalnya satu tahun. (Di level
provinsi di Indonesia biasanya disebut Produk
Domestik Regional Bruto-PDRB)
PDB jika dibagi dengan jumlah penduduk maka
menjadi PDB per kapita. Ukuran ini lebih spesifik
karena memperhitungkan jumlah penduduk serta
mencerminkan kesejahteraan penduduk di suatu
tempat.
Ada banyak pendapat mengenai penyebab naik
turunnya total produksi barang dan jasa, namun
banyak ahli ekonomi yang setuju akan dua
penyebab berikut ini :
(1) Sumber pertumbuhan. Ahli-ahli ekonomi
sering merujuk pada tiga sumber pertumbuhan,
yaitu : (a) peningkatan tenaga kerja, (b)
peningkatan modal, dan (c) peningkatan efisiensi
dimana kedua faktor ini digunakan. Jumlah tenaga
kerja dapat meningkat jika pekerja yang telah
tersedia bekerja lebih lama, atau jika ada
tambahan tenaga kerja baru. Sedangkan
persediaan modal dapat meningkat jika
perusahaan mendorong kapasitas produktifnya
dengan menambah pabrik dan peralatan
(investasi). Efisiensi bertambah ketika output yang
lebih dapat diperoleh dari jumlah tenaga kerja
dan/atau modal yang sama. Ini sering disebut
sebagai Total Factor Productivity (TFP).
Pendorongan ketiga sumber ini disebut juga
supply-side economy, atau ekonomi dari sisi
penawaran.
(2) Terjadinya penurunan (downturns) pada
ekonomi (resesi dan depresi). Ini menjawab
pertanyaan mengapa output dapat turun atau naik
lebih lambat. Secara logika, apapun yang
menyebabkan penurunan pada tenaga kerja,
modal, atau TFP akan menyebabkan penurunan
pada output atau setidaknya pada tingkat
pertumbuhan output. Misalnya, peristiwa seperti
bencana alam, penyebaran penyakit berbahaya
dan kerusuhan.
Lalu bagaimana PDB diukur? Caranya, total nilai
berbagai macam barang dan jasa diagregasikan.
Namun karena berton-ton baja tidak mungkin
dijumlahkan begitu saja dengan, misalnya,
produksi roti, maka proses agregasi dilakukan
berdasarkan nilai uang produksi barang-barang
tersebut. Di Indonesia PDB diukur setiap tiga
bulanan dan tahunan oleh Biro Pusat Statistik
(BPS).
Nilai total pendapatan nasional dalam satuan harga
sekarang disebut dengan PDB nominal (PDB atas
dasar harga berlaku). Nilainya tentu berubah dari
waktu ke waktu, seiring dengan perubahan
kuantitas produksi barang/jasa atau dalam harga
dasarnya.
Jika nilai nominal ini dihitung dalam harga yang
tetap atau dipatok, didapatlah nilai PDB riil (PDB
atas dasar harga konstan). Untuk menghitung nilai
riil tersebut dipilihlah satu tahun dasar —misalnya
tahun 2000. Kemudian, nilai semua barang dan
jasa dihitung berdasarkan harga masing-masing
yang berlaku pada tahun tersebut. Karena harga
barang sudah tetap, PDB riil dianggap hanya
berubah sesuai dengan adanya perubahan
kuantitas barang/jasa.
Perubahan PDB ini mencerminkan perubahan
kuantitas output produksi secara riil. Inilah yang
sehari-hari disebut dengan pertumbuhan
ekonomi. Jadi yang disebut sebagai
“ pertumbuhan ekonomi” tidak lain mengacu pada
peningkatan nilai total barang dan jasa yang
diproduksi dalam sebuah perekonomian.
Rumus menghitung pertumbuhan ekonomi
adalah sebagai berikut :
g = {(PDBs-PDBk)/PDBk} x 100%
g = tingkat pertumbuhan ekonomi
PDBs = PDB riil tahun sekarang
PDBk = PDB riil tahun kemarin
Contoh soal :
PDB Indonesia tahun 2008 = Rp. 467 triliun,
sedangkan PDB pada tahun 2007 adalah = Rp. 420
triliun. Maka berapakah tingkat pertumbuhan
ekonomi pada tahun 2008 jika diasumsikan harga
tahun dasarnya berada pada tahun 2007 ?
jawab :
g = {(467-420)/420}x100% = 11,19%

Tidak ada komentar:

Posting Komentar